Sabtu, 20 Desember 2014

Cinta Kasih Terhadap Allah,swt. Rasulullah, saw. Orang Tua, Persaudaraan dan Diri Sendiri




1.      Pendahuluan
1.1.   Latar Belakang
          Dalam sisi kebudayaan, ilmu teknologi yang semakin berkembang tidak lain untuk menciptakan kondisi manusia yang semakin baik. Teknologi menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat. Pembangunan ilmu teknologi yang semakin pesat mengintervensi manusia terhadap alam dan lingkungannya dalam hal ini termasuk lingkungan sosial budaya.
          Ilmu teknologi menciptakan persaingan antar negara dengan negara lain, sehingga teknologi menjadi sangat pesat di berbagai negara, sudah tidak heran jika suatu negara sudah tidak memperdulikan budaya asli dari masing-masing negaranya. Budaya itu sendiri yang sebenarnya menciptakan keunikan dan karakter negaranya, tetapi karena persaingan teknologi yang sangat pesat dan semakin canggih budaya itu sendiri yang semakin lama akan memudarkan ciri khas dari negaranya.
          Dengan perkembangan teknologi saat ini yang semakin pesat, sehingga teknologi sudah menjadi kebutuhan paling penting bagi semua kalangan di lingkungan sosial. Dampak paling besarnya terjadi di kalangan anak muda saat ini yang lebih mementingkan gadget untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Dalam hal ini dampak negatifnya adalah anak muda saat ini lebih mencintai gadget dibanding mencintai tuhan, keluarga, bahkan dirinya sendiri.
Untuk itulah, penulis mengangkat permasalahan ini sehingga dapat mempelajari budaya mencintai sesama agar pengetahuan ilmu teknologi dapat seimbang dengan pengetahuan budayanya. Pengertian budaya itu sendiri adalah kebiasaan atau suatu adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara turun temurun. Sedangkan cinta itu sendiri adalah sikap, sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan, dan cinta suatu perasaan yang tumbuh secara alami dalam diri manusia untuk mempunyai perasaan kasih sayang dan cinta kasih terhadap Allah, keluarga, sesama persaudaraan dan cinta terhadap dirinya sendiri.
Budaya inilah yang biasa makhluk hidup rasakan dalam kehidupannya sehari-hari terutama untuk kalangan remaja yang lebih mementingkan social medianya dibandingkan untuk mementingkan keluarga, sesama saudara maupun dirinya sendiri. Dengan berkembangnya teknologi diberbagai negara ini akan membuat negara itu sendiri mengalami kehilangan ciri khas budayanya dan akan lebih mementingkan budaya barunya dibandingkan dengan budayanya sendiri, maka itu kita sebagai manusia yang cinta terhadap budayanya harus terus untuk menjaga dan melestarikan budayanya agar tidak pudar dan hilang karena waktu. Budaya itu sendiri bisa kita lakukan dari hal-hal kecil yang biasa terjadi dikehidupan kita yaitu mempunyai rasa kasih sayang dan cinta kasih yang besar dan tulus terhadap Allah, rasulullah, keluarga, sesama saudara dan dirinya sendiri karena sampai kapan pun budaya ini tidak akan pernah hilang sampai akhir hayat kita pun dan tidak akan pernah ada budaya-budaya baru untuk menggantikan budaya cinta kasih dan kasih sayang, karena kita tidak akan pernah bisa jauh dengan yang namanya rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap sesama, bagaimana pun sebagai manusia kita pasti sangat membutuhkan perasaan cinta dan kasih tersebut untuk menentukan hubungan pribadi dengan suatu objek cinta.

2.      Pembahasan
2.1.   Pengertian Cinta Kasih
Pada dasarnya setiap manusia pasti membutuhkan cinta, karena pada dasarnya manusia tidak pernah lepas dari yang namanya cinta. Cinta ialah perasaan atau rasa tertarik dalam hatinya yang tumbuh secara alami pada diri manusia.
Setiap manusia mencintai keindahan, baik keindahan alam maupun keindahan seni. Keindahan alam adalah suatu hubungan harmonis yang sangat menakjubkan dari perbuatan alam. Sedangkan keindahan seni adalah suatu hasil rangkaian atau ciptaan manusia yang mempunyai bakat menciptakan sesuatu yang indah (M. Habib Mustopo).
2.2.   Cinta Terhadap ALLAH, SWT.
Cinta yang begitu besar dan begitu wajib disetiap umatnya ialah cinta kepada Allah, karena cinta kepada Allah merupakan nilai religi dan pedoman bahwa cinta kepada Allah banyak memiliki kebaikan didalamnya dan selalu dirindukan oleh semua pribadi.
Hanya cinta dari Allah yang bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik, karena begitu besar nilai-nilai yang terdapat dalam cinta Allah senantiasa akan membuat kita selalu ingat kepada Allah dalam keadaan apapun.
Cinta adalah rahmat, cinta adalah anugerah yang Allah berikan kepada setiap umatnya masing-masing agar memiliki iman terhadap rahmat Allah.
Cinta terhadap Allah sudah menjadi kewajiban disetiap agama dan umatnya, hal yang terpenting hanyalah untuk kita senantiasa selalu cinta, memiliki kasih sayang dan ketakwaan terhadap Allah.
Ketakwaan dan keimanan pun ialah kunci untuk selalu dekat kepada Allah, Allah selalu berada diantara umat-umatnya yang selalu ingat kepada-Nya.
Cinta Allah pun tidak pernah melupakan kewajiban yang harus kita jalani dalam mengajarkan untuk kita selalu cinta kepada rasulullah, keluarga baik cinta kepada orang tua, persaudaraan dan cinta kepada diri sendiri (M. Habib Mustopo).

2.3.   Cinta Terhadap Rasulullah, SAW.
Cinta terhadap Rasulullah, saw. merupakan sikap yang teladan bagi setiap umat yang mencintai rasulullah-nya, umat yang mencitai rasulullah hidupnya akan indah dan damai seperti para rasulnya Allah, swt. karena hal ini penting bagi umat muslimin untuk memaknai, menumbuhkan, dan memiliki cinta sejati kepada Rasulullah, saw.
Bagi kita yang senantiasa untuk bisa cinta kepada rasulullah jalan pertama yang dilakukan ialah untuk lebih banyak mengenal pribadi rasulullah, hingga sampai menemukan keutamaan, kelebihan, dan kebaikan rasulullah. Membaca atau mencari tahu tentang para rasul Allah akan memunculkan sikap dan sifat kepedulian dan rasa simpati terhadap perjuangan rasul dan menimbulkan rasa kagum serta rasa cinta yang besar kepada-nya.
Mungkin umat yang tidak tumbuh rasa cinta kepada rasulnya karena tidak ingin untuk mencari tahu akan kemuliaan serta tidak mengenal perjuangan rasulullah. Cinta kepada rasulullah sudah pasti akan menjadikan pribadi umatnya yang lebih baik serta menambahkan kemuliaan yang sempurna dan ketakwaan pada umatnya, dan cinta kepada rasulullah bisa mengajarkan kita untuk selalu meningkatkan keimanan dan belajar mengetahui atas perjalanan dan perjuangan yang telah rasulullah lakukan, untuk itu kita senantiasa menumbuhkan rasa cinta dan kasih terhadap rasulullah sebagaimana kita pun mencintai Allah serta para rasulnya.

2.4.   Cinta Terhadap Orang Tua
Cinta orang tua ialah cinta Allah, tidak ada anak yang tidak mencintai orang tuanya, anak yang sholeh dan sholeha pasti akan selalu cinta terhadap orang tuanya dan selalu mendoakan agar kelak orang tuanya bahagia, dan selalu dalam lindungan Allah. Seperti banyak hal yang kita ketahui bahwa orang tua dan anak memiliki ikatan batin yang sangat kuat.
Cinta terhadap orang tua sangatlah begitu penting, karena didalam sebuah keluarga harus mempunyai rasa kasih sayang sebagaimana cinta dan kasih sayang anak terhadap orang tuanya atau orang tua terhadap anaknya. Cinta dah kasih sayang anak dan orang tua tumbuh secara alami, sebagaimana Ibu mencintai anaknya dengan sangat menyanyanginya selama waktu 9 bulan untuk di nanti-nanti kan dan untuk merawat sang anak, menjaga dengan penuh kelembutan dan dengan penuh rasa kasih sayang yang tidak bisa digantikan dengan rasa kasih sayang siapa pun.
Cinta terhadap orang tualah yang selalu mengajarkan serta membimbing untuk menjadikan anak sebagaimana tidak melupakan kewajiban yang seharusnya dijalani oleh setiap sang anak. Setiap anak pun pasti akan selalu mempunyai rasa cinta dan kasih sayang yang  amat sangat besar kepada orang tuanya, rasa yang ingin selalu dekat dengan orang tua dan rasa yang selalu ingin menjadikan orang tuanya selalu bangga terhadap anak.
Yakin lah tidak ada orang tua yang tidak bangga terhadap anaknya, dimana sang anak yang selalu ingin berusaha dan berjuang hanya demi sebuah kebahagiaan dan senyuman yang indah untuk orang tuanya. Seperti orang tua yang merelakan dan mengorbankan apapun hanya demi untuk kebahagiaan sang anak.
Cinta anak terhadap orang tuanya suatu kemuliaan hati yang menjadikan kebahagiaan dan kebanggaan Allah untuk anak yang mencintai dan penuh rasa kasih sayang terhadap orang tuanya. Begitu juga orang tua yang selalu mengajarkan untuk sang anak mencintai dan mengasihi terhadap sesama baik saudara/i-nya maupun orang lain disekitar lingkungannya, karena dengan demikian bisa membantu sang anak dalam melatih dan membimbing sang anak untuk selalu menghargai perasaan mencintai dan mengasihi terhadap sesama. Seperti hal nya sang anak yang menyayangi dan mengasihi orang tuanya sendiri dengan penuh rasa kasih sayang yang tiada akhir tanpa batasan.

2.5.   Cinta Persaudaraan
          Memang harus diakui, persaudaraan adalah cinta diantara sesama tetapi tidak selalu sama sejauh kita bersifat manusiawi kita semua membutuhkan bantuan. Dalam hal ini manusia membutuhkan bantuan, akan tetapi kebutuhan bantuan ini tidak berarti bahwa yang satu tidak berdaya yang satu berkuasa. Ketidak berdayaan itu sifatnya hanya sementara, kemampuan untuk berdiri diatas kaki sendiri sifatnya tetap.
Manusia diciptakan untuk saling membantu dan saling membutuhkan, dalam hal ini manusia di tuntut pada ketergantungan yang menghasilkan timbal baliknya. Jika salah satu membutuhkan yang lainpun saling membantu begitu juga sebaliknya. Siklus  ini terjadi terus-menerus tanpa ada batasan waktu yang pasti. Cinta persaudaraanlah yang akan mengajarkan bahwa sangat penting untuk meghargai dan mengasihi terhadap saudara dan sesama, karena dengan kita mencintai dan mengasihi terhadap saudara dan sesama kita pun tahu rasanya dicintai dan kasihi.
Memang banyak hal yang bisa didapatkan dengan cinta persaudaraan ini, karena kita pun dapat merasakan hal yang berbeda. Saudaralah yang senantiasa mengajarkan bersabar dikala kita sedang mendapatkan masalah, saudaralah yang menghibur jika kita sedih, dan hanya saudaralah yang bisa mendengarkan keluh kesal kita disaat kita tidak ingin orang tua tahu dengan masalah yang sedang kita hadapi, bisa saling berbagi pendapat dan juga saling memberikan saran serta solusi yang pas untuk diri kita sendiri, maka dari itu tidak ada alasan untuk tidak mencintai dan menyayangi saudaramu seperti kita menyayangi Allah dan orang tua kita sendiri.
Tidak ada saudara yang ingin melihat saudaranya sendiri kesusahan dan kesulitan, pasti apapun itu dan sebisa mungkin saudaramu membantu kesusahan dan kesulitan yang sedang di alami olehmu walaupun hanya sekedar menghibur untuk membuatmu merasakan hal yang lebih baik dari sebelumnya, dan hal itu yang selalu dirindukan dalam diri kita sebagai makhluk ciptaan Allah, swt.
Saudaralah yang senantiasa bisa menjadi orang yang paling kita butuhkan disaat orang-orang tidak lagi bisa membantu, saudaralah yang dapat paham dengan semua apapun kondisi dan keadaan kita disaat orang-orang sudah tidak bisa lagi memahami keadaan kita. Sekecil apapun itu masalahnya dan sebesar apapun itu kesusahannya sudah wajib bila sesama saudara/i bisa saling untuk membantu saudaranya jika sedang kesusahan atau kesulitan.
Apapun perasaan yang kita rasakan dan apapun keadaan yang kita rasakan cobalah untuk menceritakan semuanya dengan sesama saudara jangan lah sesekali untuk menceritakan semuanya kepada teman karena sebaik-baiknya teman dan sahabat masih lebih baik lagi saudara kandung kita sendiri, karena saudara tidak akan pernah untuk menjelekan saudaranya sendiri apalagi sampai membuat saudaranya sendiri sakit hati, maka dari itu Allah sangat menyayangi makhluk yang mencintai dan mengasihi terhadap sesama saudara, seperti hal nya kita untuk selalu menyayangi dan mengasihi orang tua kita sendiri.

2.6.   Cinta Terhadap Diri Sendiri        
          Memang tidak ada artinya jika kita hanya mencintai keluarga dan hanya sesama saudara saja kalau arti cinta itu sendiri tidak kita tanamkan dalam diri kita, cinta memang perasaan yang tumbuh alami dari dalam diri manusia dan rasa cinta pun ialah perasaan yang diarahkan pada dirinya sendiri atau cinta diri (self love). Sebagaimana Allah selalu cinta dan senang terhadap orang yang selalu cinta pada dirinya sendiri, begitu pun keluarga dan sesama saudara/i-nya selalu dijaga, disayang dan dicintai bagaimana dengan dirinya sendiri sudah pasti selalu dijaga dan dirawatnya dengan baik dari hal-hal yang tidak disukai dan dibenci oleh Allah.
Menjaga dan merawat diri sendiri merupakan suatu keindahan dalam diri manusia baik dari dalam maupun dari luar dirinya itu sendiri. Keimanan pun juga merupakan hasil dari manusia yang telah menjaga dan merawat dirinya dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa sayang dan cinta untuk merawat dirinya sendiri, tetapi cinta terhadap diri sendiri tidak baik jika perasaan cinta di dirinya terlalu berlebihan karena akan menjadikan manusia itu sendiri memiliki sifat yang egois dan rasa keras kepala yang sangat tinggi, dan juga akan menjadikan manusia itu sendiri memiliki sifat dan sikap acuh dan tidak perduli sesama saudaranya, karena manusia yang seperti itu akan lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan rasa terhadap sesama saudaranya.
Maka hanya kita yang bisa mengendalikan diri kita sendiri dalam hal-hal yang tidak baik untuk diri kita maupun sesama saudara kita, dan yang terpenting cara kita untuk bagaimana selalu menjaga, mengontrol serta mengendalikan perbuatan baik sikap atau sifat yang baik ataupun tidak baik untuk dilakukan oleh manusia.
Serta cara bagaimana untuk selalu memperbaiki diri sendiri yang akan menjadikan seorang pribadi yang berbudi, yang tidak hanya mencitai dirinya sendiri tetapi juga mencintai semua orang lain dengan cara yang sama atau dengan cara yang adil.

3.      Kesimpulan
           Pada dasarnya manusia memang sangat membutuhkan dan memerlukan rasa cinta dan kasih untuk merasakan apa arti dari cinta dan kasih tersebut agar mereka bisa untuk selalu cinta baik terhadap sang pencipta, keluarga, sesama saudara maupun dirinya sendiri karena hal ini penting untuk manusia menghargai serta menghormati yang berada disekelilingnya, dan lebih mementingkan apa yang pantas untuk dipentingkan bukan mementingkan yang tidak pantas dipentingkan dalam hidupnya, seperti yang sudah dibahas oleh penulis bahwa kalangan masyarakat terutama dikalangan remaja atau pelajar untuk selalu ingat dan lebih mementingkan Allah dan keluarganya dibandingkan social media yang berupa gadget atau social media lainnya yang tidak perlu digunakan sampai berlebihan atau disebut dengan terlalu mengikuti jaman dan teknologi yang ada.
Teknologi memang sudah hebat dan canggih tetapi budaya yang ada dilingkungan masyarakatnya tidak boleh sampai hilang karena adanya teknologi yang semakin hebat dan canggih, untuk itu kita harus selalu bisa menghargai dan menjaga budayanya, yang paling terpenting ialah budaya terhadap agama, karena dengan budaya atau dengan kebiasaan ini kita bisa lebih untuk mencintai dan mengasihi baik terhadap keluarga, sesama maupun dirinya sendiri.




4.      Daftar Pustaka
1. M. Habib Mustopo, 1989, Manusia dan Budaya. Kumpulan essay. Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional, Surabaya – Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar